Powered By Blogger

Senin, 12 Desember 2011

Bisnis Baju

Ingin berbisnis jual baju atau menjadi pengusaha baju batik semua bisa menjanjikan berbisnis jual pakaian butuh kesungguhan tidak hanya sekedar jual baju lalu urusan selesai, semua ada tekniknya, selain menyediakan baju wanita untuk berbisnis jual pakaian wanita kita harus mengerti dalam teknik menjualnya.

Pakaian wanita memang sedang trend dari gaun pesta sampai baju tidur semua nya sedang mode saat ini, memang peluang jual pakaian seperti gaun pesta ataupun baju pesta tidak mudah namun jika kita fokus dalam mengerjakan hasilnya pun tidak setengah setengah.

Lalu bagai mana langkah memulai jual baju wanita apakah memulai jual baju wanita bisa menjanjikan pendapatan yang signifikan atau jual pakaian khusus nya jual pakaian wanita malah bisa rugi karena terlalu banyak model dari pakaian wanita yang bisa memuat bingung.

Apakah lebih baik membuat bisnis baju batik atau malah baju tidur lebih baik kita baca artikel di bawah ini untuk memberikan inspirasi

Dunia bisnis adalah dunia penuh pilihan. Banyak sekali alternatif-alternatif untuk memulai suatu usaha. Kita sendirilah yang membatasi pilihan tersebut dengan alasan kurang modal, tidak punya pengalaman, dan tidak tahu bidang yang cocok.

Uniknya untuk memilih suatu pilihan yang begitu banyak dalam bidang bisnis, tidak semudah memilih baju pesta di etalase toko untuk dibeli Butuh kesungguhan hati, keseriusan, dan kreatifitas yang tinggi untuk mengetahui adanya pilihan tersebut dan juga untuk memutuskan pilihan yang akan ditentukan.

Jangan khawatir, pilihan-pilihan suatu bidang usaha kadang sudah ada didepan mata kita koq. Kita tinggal menggalinya saja. Sebagai contoh, berikut ada kisah seorang guru yang menjadi langganan toko Addina, bagaimana awal mulanya beliau memulai bisnisnya.

Idenya gampang saja, siapa saja bisa dengan mudah mencontohnya. Di sekolah tempat beliau bekerja kan banyak “calon customer”, ada guru yang lain, ada pegawai kantor (sekolah), ada CS / janitor, ada murid / siswa, dan ada orang tua murid yang mengantar jemput anak-anaknya. Berarti pasar sudah ada.

Peluang baru diketahui setelah rekan kerjanya mengatakan “Ich cantik banget baju wanita, beli dimana? Mau dong nitip beliin!”. Cling.. cling.. cling…otak bisnisnya terpicu! Besoknya beliau minta brosur dan diserahkan ke rekannya untuk memilih. Ternyata banyak juga yang minat. Sementara beliau tetap harus ngajar di sekolah kan, dan tidak mungkin mengurusi pesanan terus-menerus.

Idepun mengalir, cara yang ditempuh agar bisa tetap ngajar dan pesanan tetap jalan, brosur-bosur di letakkan di meja yang strategis, kemudian disiapkan potongan-potongan kertas polos plus bolpen. Juga menuliskan pesan kurang lebih berbunyi “Silahkan dilihat brosurnya, kalau minat tinggalkan pesan di kertas”. Ternyata banyak juga yang meninggalkan pesan.

Ini namanya sambil mengajar, bisnispun jalan Itu contoh kecil betapa untuk memulai bisnis itu tidaklah sesulit yang sering dibayangkan. Mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai sekarang juga.

Teknologi Pertanian

Teknik teknologi pangan pengolahan tanaman obat terdiri dari sortasi, pencucian, penjemuran/penirisan, pengirisan /perajangan, dan teknologi pangan lebih lanjut menjadi berbagai produk/diversifikasi produk. Tanaman obat dapat diolah menjadi simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental/kering, kapsul, tablet dan minuman (sirup, instant, permen) dll.

Karakteristik Inovasi Teknologi
  • Penyortiran

    Penyortiran harus segera dilakukan setelah bahan produk pertanian selesai dipanen, terutama untuk komoditas pertanian pangan temu-temuan, seperti: kunyit, temulawak, jahe dan kencur. Rimpang yang baik dengan yang busuk harus segera dipisahkan juga tanah, pasir maupun gulma yang menempel harus segera dibersihkan.
  • Pencucian

    Setelah disortir bahan produk pangan harus segera dicuci sampai bersih jangan dibiarkan tanah berlama-lama menempel pada rimpang karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Pencucian harus menggunakan air bersih, seperti : air dari mata air, sumur atau PAM. Cara pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam sambil disikat menggunakan sikat yang halus. Perendaman tidak boleh terlalu lama karena zat-zat tertentu yang terdapat dalam bahan dapat larut dalam air sehingga mutu bahan menurun. Penyikatan diperbolehkan karena bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya terdapat banyak lekukan sehingga perlu dibantu dengan sikat. Tetapi untuk bahan yang berupa daun-daunan produk pangan cukup dicuci dibak pencucian sampai bersih dan jangan sampai direndam berlama-lama.
  • Penirisan dan Pengeringan

    Selesai pencucian pertanian pangan rimpang, daun atau herbal ditiriskan dirak-rak pengering. Hal ini dilakukan sampai bahan obat pertanian tidak meneteskan air lagi. Untuk komoditas temu-temuan pengeringan rimpang dilakukan selama 4-6 hari dan cukup didalam ruangan saja.

  • Penyimpanan

    Jika belum diolah teknologi produk bahan dapat dikemas dengan menggunakan jala plastik, kertas maupun karung goni yang terbuat dari bahan yang tidak beracun/tidak bereaksi dengan bahan yang disimpan. Pada kemasan jangan lupa beri label dan cantumkan nama bahan, bagian tanaman yang digunakan, no/kode produksi, nama/alamat penghasil dan berat bersih.
  • Pengolahan

    Dalam pengolahan tanaman obat pertanian perlu diperhatikan teknik pengolahan yang baik karena menyangkut standar mutu. Hal ini ada hubungannya dengan masalah kebersihan maupun bahan aktif.

Jumat, 18 Februari 2011

Sejarah Karate Inkai

Sejarah Karate dan Inkai di Indonesia

Di Indonesia karate mulai berkembang sekitar tahun 1963, setelah kembalinya mahasiswa-mahasiswa yang tugas belajar di Jepang. Karyanto, Baud Adikusumo, Mochtar, Sabeth Muchsin dan Wono Sarono adalah orang-orang yang berjasa memperkenalkan dan mengambangkan seni beladiri karate di Indonesia.
Pada 1964, sejumlah karateka mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga Karate Indonesia) yang berafiliasi ke JKA (Japan Karate Association) dan beraliran shotokan. Aliran itu dipopulerkan Funakoshi dan diturunkan kepada Nakayama, yang menggelar kejuaraan karate pertama di Jepang pada 1957 atau hanya 12 tahun setelah Jepang luluh lantak dibom Sekutu. 
Shotokan merupakan salah satu dari empat aliran karate terbesar di Jepang, selain Wado, Goju dan Shito yang masing-masing "beranak-bercucu" menjadi aliran-aliran kecil. 
Pada 1972, PORKI berubah menjadi FORKI (Federasi Karatedo Indonesia). PORKI sendiri berubah menjadi Inkai (Institut Karatedo Indonesia) karena sejak awal berafiliasi ke shotokan. FORKI merupakan payung bagi seluruh perguruan karate di Indonesia, yang kemudian diakui KONI Pusat dan dipertandingkan di PON 1973 untuk pertama kalinya

Sumpah Karate

Sumpah Karate:

1.      SANGGUP MEMELIHARA KEPRIBADIAN.

(Jinkaku kansei ni tsutomuju koto)
2. SANGGUP PATUH PADA KEJUJURAN.

(Makoto no michi o mamoju koto)
3. SANGGUP MEMPERTINGGI PRESTASI.

(Doryoku no seishin o yoshinau koto)
4. SANGGUP MENJAGA SOPAN SANTUN.

(Reigi o omonzuju koto)
5. SANGGUP MENGUASAI DIRI.
(Kekki no you o imashimuju koto)

Sumpah Karate ini diucapkan saat upacara tradisi Karate, di awal dan akhir latihan.

Arti Dari Sumpah Tersebut Adalah :


a) Sanggup Memelihara Kepribadian
Seorang Karateka berjiwa ksatria, sportif, berbudi pekerti luhur, tidak sombong dan rendah hati

b) Sanggup Patuh Pada Kejujuran
Seorang Karateka pantang berbohong, jujur pada diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat dipercaya semua orang.

c) Sanggup Mempertinggi Prestasi
Sesuai tingkatan sabuk, seorang Karateka harus dapat meningkatkan kemampuan diri dari segi teknik, fisik dan keilmuan serta filosofi Karate-Do. Bagi para atlet harus rajin berlatih agar mampu meningkatkan prestasi yang sudah diraih.

d) Sanggup Menjaga Sopan Santun
Karateka adalah figur yang memiliki etika dalam kehidupan sehari-hari, baik di perguruan, pekerjaan dan pergaulan di masyarakat. Menghormati dan menghargai sesama Karateka (yunior, setara dan senior) maupun kepada orang lain.
Sebagaimana dinasihatkan Gichin Funakoshi: “Tanpa sopan santun kau tidak akan bisa berlatih Karate-Do. Hal ini tidak hanya berlaku selama latihan saja namun juga dalam hidupmu sehari-hari.”

e) Sanggup Menguasai Diri
Seorang Karateka yang menjiwai Karate-Do akan mampu mengendalikan emosinya. Lebih memilih menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah daripada kepalan tangan. Selalu menghindari perkelahian daripada menimbulkan masalah apalagi mencederai orang lain. Teknik Karate hanya digunakan saat keadaan benar-benar memaksa dan tak ada jalan lain untuk menghindar.

Gichin Funakoshi mengingatkan: untuk mendapat seratus kemenangan dalam seratus pertarungan bukanlah kemampuan yang tertinggi. Untuk menaklukkan lawan tanpa bertarung adalah kemampuan yang tertinggi.

(Sebuah renungan)

Sumpah Karate diucapkan saat upacara tradisi Karate, di awal dan akhir latihan.
Jika latihan dua kali dalam seminggu, berarti seminggu empat kali mengucap sumpah.

Dalam sebulan, berarti enam belas kali mengucap sumpah.
Sebagai Karateka, apakah sikap dan tingkah laku kita sudah sesuai dengan sumpah yang kita ucapkan ratusan bahkan ribuan kali selama kita berlatih Karate?????

Tingkatan sumpah lebih tinggi tanggungjawabnya dari sekedar ikrar dan janji.
Sumpah, mudah diucapkan, tapi tak semua orang bisa melaksanakan.